PEMICU
Lembar 1
Tn.A laki-laki 51 tahun datang ke RS
dengan keluhan keringat dingin yang dirasakan sejak 1 hari sebelum masuk RS. Os
juga merasakan lemas sejak 1 hari dan lemas semakin bertambah sehingga os sulit
berjalan.
Lembar 2
Os juga kelihatan gelisah, mengantuk,
bingung dan berbicara tidak jelas. Dalam 6 bulan terakhir os sehari-hari selalu
merasa lemas, mual dijumpai, kadang disertai dengan muntah, selera makan
menurun dan BAB normal. Riwayat penyakit terdahulu D dialami os 10 tahun
terakhir dengan kontrol yang tidak teratur. Riwayat pemakaian obat adalah
glibenklamid.
Lembar 3
·
Status present, CM lemah, TD 100/60
mmHg, HR = 100x/m reguler, t/v normal, RR = 20x/m, 36,8 C, anemia (-), ikterus
(-), cyanose (-), oedema (-)
·
Tinggi badan 160 cm dengan berat badan
54 kg.
·
Kepala: mata anemia (-), ikterus (-)
Leher: TVJ R – 2 cm H2O, trakea medial,
pembengkakan kelenjar (-)
Thorax: fusiform, simetris, suara
pernafasan vesikuler, suara tambahan tidak dijumpai
Jantung: HR 100x/i regular, desah tidak
dijumpai
Abdomen: soepel, hati, limpa, ginjal
kiri dan kanan tidak teraba
Extremitas
superior: tremor, inferior reflex APR/KPR (+) normal kiri, kanan reflex
patologis (-), pistol shot sound (-)
Laboratorium
·
Darah rutin : Hb 11,4 gr%, leukosit 7.400/mm3,
trombosit 178.000/mm3, LED 30 mm/jam, Diff.tell 1/2/0/62/25/10
·
Urin rutin :
Warna: kuning, protein (-), reduksi (-),
billirubin (-), urobilinogen (-)
Sedimen urine: leuko 1 – 3 / lpb, ertyh
0 – 1 / lpb
·
Fungsi ginjal (ureum, creatinine) normal,
fungsi hati (SGOT, SGPT, alkaline phospatase, bill.total/direk dalam batas
normal
·
Elektrolit (Na 136 meq/ml , K 3,8 meq/l)
·
KGD ad random 48 mg%
·
HbA1C 10,2 meq/l
·
EKG sinus takikardi VR 100x/i
Ø Apa yang
terjadi pada Tn.A ?
UNFAMILIAR TERMS
MASALAH
ü Keringat
dingin, lemas dan sulit berjalan
ANALISIS
MASALAH
Gangguan
metabolisme Riwayat
KGD
Kurangnya
glukosa penggunaan
obat dan KGD tidak terkontrol
ATP menurun hipoglikemi
Lemas
dan keringat dingin
HIPOTESIS
ü Hipoglikemi et causa DM
dan penggunaan obat DM tidak terkontrol
ü Tumor fungsional
(insulinoma)
LEARNING
ISSUE
1. Diagnosa
banding keringat dingin dan lemas
2.
Definisi, etiologi dan
mekanisme badan lemas
3.
Definisi, etiologi dan
mekanisme keringat dingin
4.
Farmakokinetik dan
farmakodinamik sulfonilurea
5.
Hipoglikemia :
a) Definisi
hipoglikemia
b) Etiologi
hipoglikemia
c) Faktor
resiko hipoglikemia
d) Tanda
dan gejalahipoglikemia
e) Patofisologi
hipoglikemia
f) Penegakan
diagnosa hipoglikemia
g) Penatalaksanaan
hipoglikemia
h) Komplikasi
hipoglikemia
i)
Prognosis hipoglikemia
BAB II
PEMBAHASAN
1. Diagnosa banding
keringat dingin dan badan lemas
Nama
penyakit
|
definisi
|
Badan
lemas
|
Keringat
dingin
|
Tanda dan
gejala lainnya
|
Hipoglikemia
|
Penurunan
kadar glukosa darah.
|
+
|
+
|
·
Jantung
berdebar
·
Tremor
·
Rasa
lapar
·
Mengantuk
·
Mual
dan sakit kepala
·
Penurunan
KGD
·
Gangguan
penglihatan
·
Hilang
kesadaran
|
Syok
kardiogenik
|
Gangguan
yang disebabkan oleh prnurunan curah jantung sistemik pada keadaan volume
intravaskular yang cukup dan menyebabkan hipoksia jaringan.
|
+
|
+
|
·
Akral
dingin
·
Nyeri
dada akut
·
Hipoksia
·
Penurunan
kesadaran
|
Insulinoma
|
Tumor
endokrin pankreas yang berasal dari sel B ektopik yang menghasilkan insulin
berlebihan sehingga menyebabkan hipoglikemia.
|
+
|
+
|
·
Mual
·
Penurunan
KGD
·
Gangguan
penglihatan
·
Peningkatan
kadar insulin plasma
|
TIA(Transient
ischemic attack)
|
Gangguan
fungsi otak akibat penurunan aliran darah ke otak untuk sementara waktu
akibat pembuluh darah tersumbat.
|
+
|
+
|
·
Kelemahan/kesemutan
pada wajah,lengan dan kaki
·
Unilateral
·
Gangguan
penglihatan
·
Nyeri
kepala hebat
|
Syncope
Vasovagal
|
Kehilangan
kesadaran dan kekuatan postural tubuh yang tiba-tiba dan bersifat sementara.
|
+
|
+
|
·
Hipoglikemia
·
Mual
dan muntah
·
Hilang
kesadaran
|
2.
Definisi,
etiologi dan mekanisme badan lemas
Definisi
Lemas adalah Lemas adalah suatu
gejala atau sensasi kurangnya tenaga. Lemas dapat dirasakan pasien sebagai rasa
kurang berenergi atau tidak sanggup melakukan pekerjaan sehari – hari.
Etiologi
a. Intake
yang kurang
b. Asupan
nutrisi yang tidak memenuhi
c. Gangguan
Malabsorbsi
d. Hipoglikemia
e. Hipokalsemia
f. Gangguan
pembuluh darah
g. Anemia
Mekanisme
3. Definisi, etiologi dan
mekanisme keringat dingin
Definisi
Keringat dingin adalah suatu kondisi
yang tidak normal yang ditandai dengan keluarnya keringat
terkadang berlebih dan tubuh malah terasa seperti kedinginan.
Etiologi dan Patofisiologi
4.
Farmakodinamik
dan farmakokinetik sulfonilurea
Sulfonilurea
ialah salah satu obat hipoglikemik oral.
Farmakodinamik
(mekanisme kerja) dari obat ini ialah
a. Merangsang
sekresi insulin
Hal ini terjadi melalui interaksi obat
dengan ATP-sensitif K-channel pada membran sel beta pankreas sehingga membuka
kanal kalsium dan ion kalsium yang masuk akan merangsang pengeluaran atau
sekresi insulin.
b. Penekanan
sekresi glukagon
Meskipun mekanisme ini belum jelas namun
menurut penelitian hal ini terjadi akibat inhibisi tidak langsung dari
meningkatnya sekresi insulin yang menghambat sel alfa pankreas melepas
glukagon.
Farmakokinetik dari
obat ini ialah
Absorbsi yang terjadi di gastrointestinal, namun absorbsi
ini aik jika obat ini dikonsumsi 30 menit sebelum makan.
Metabolisme obat ini dari bentuk aktif menjadi inaktif
terjadi di hepar
Ekskresi obat melalui ginjal dan keluar melalui urin
Obat ini terdiri atas 2 generasi yaitu :
1. Generasi
pertama
·
Tolbutamid
-
Di absorbsi baik namun
cepat di metabolisme di hepar
-
Waktu paruhnya adalah 4
– 5 jam
-
Waktu paruhnya yang
pendek membuat obat ini aman
·
Klorpropamid
-
Waktu paruhnyaialah 32
jam
-
Metabolisme di hepar
dan 20% di ekskresi utuh di urine
·
Tolazamid
-
Waktu paruhnya ialah 7
jam
-
Memiliki efek
hipoglikemi yang kuat
2. Generasi
kedua
·
Gliburid (Glibenklamid)
-
Waktu paruhnya ialah 3
– 5 jam
-
Namun efeknya ertahan
lama yaitu 12-24 jam
·
Glipzid
-
Waktu paruhnya
terpendek yaitu sekitar 2-4 jam
-
Lebih aman dari
glienklamid
·
Glimepirid
-
Waktu paruhnya adalah 5
jam
5.
Definisi,
etiologi dan faktor resiko hipoglikemia
DEFINISI HIPOGLIKEMIA
Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar gula darah (glukosa)
rendah. Dalam keadaan
normal, tubuh mempertahankan kadar gula darah antara 70-110 mg/dL.
Pada diabetes, kadar gula darah terlalu tinggi; pada hipoglikemia, kadar
gula darah terlalu rendah.
Kadar gula darah yang rendah menyebabkan berbagai sistem organ tubuh mengalami kelainan fungsi.
TANDA DAN GEJALA HIPOGLIKEMIA
Dapat dibagi dalam beberapa stadium:
v Stadium parasimpatik: lapar, mual, dan tekanan darah turun.
v Stadium gangguan otak ringan: lemah, sulit bicara, dan kesulitan
menghitung sementara.
v Stadium simpatik: keringat dingin pada wajah, bibir atau tangan
gemetar.
v Stadium gangguan otak berat: tidak sadar, dengan atau tanpa kejang.
FAKTOR RESIKO HIPOGLIKEMIA
ü Kurangnya asupan nutrisi
ü Penggunaan obat-obatan
ü Pecandu alkohol
ü Gangguan metabolisme
ü Gangguan endokrin
6.
Etiologi
dan patofisiologi
hipoglikemia
ETIOLOGI
1.
Pelepasan
insulin yang berlebihan oleh pancreas
2.
Dosis
insulin/ obat lainnya yang terlalu
tinggi , yang diberikan kepada penderita DM untuk menurunkan kadar gula
darahnya
3.
Kelainan
pada kelenjar hipofisis/kelenjar adrenal
4.
Kelainan
pada penyimpanan karbohidrat/pembentukan glukosa dihati
PATOFISIOLOGI
Glibenclamid Lupa
Makan/ minum alcohol Kesalahan waktu pemberian
terlalu sedikit tanpa disertai makan obat dan makanan
terlalu sedikit tanpa disertai makan obat dan makanan
pelapasan insulin Kadar insulin Mengganggu pengeluaran
glucagon serum dalam darah tidak glukosa di hati
penutupan kanal seimbang dengan
kalium di jaringan makanan yang dikonsumsi
Cadangan glukosa
tidak bisa digunakan
tidak bisa digunakan
Kurangnya glukosa
Hipotalamus
Epinefrin (
fase I ) lisis
glikogen (glikoneogenesis)
protein (proteolisis) dan trigliserida
protein (proteolisis) dan trigliserida
Gangguan fungsi otak ( fase II) Asam amino , alanin, cepat
asam laktat habis
asam laktat habis
glukoneogenesis
7.
Penegakan
diagnosa hipoglikemia
Anamnesis
Sesuai tanda dan
gejala
-
Mual,tremor
-
Tekanan darah turun
-
Lemah, lesu
-
Sulit bicara
-
Keringat dingin pada muka, bibir, atau tangan gemetar
-
Tidak sadar, dengan atau tanpa kejang
-
Penggunaan preparat
insulin atau obat hipoglikemik oral; dosis terakhir, waktu pemakaian terakhir,
perubahan dosis
-
Waktu makan terakhir,
jumlah asupan gizi
-
Lama menderita DM,
komplikasi DM
-
Penyakit penyerta;
ginjal, hati
-
Penggunaan obar
sistemik lainnya; penghambat adrenergik B
Pemeriksaan
Fisik
·
Pucat
·
Diaphoresis
·
Tekanan darah
·
Frekuensi denyut
jantung
·
Penurunan kesadaran
Trias Whipple :
·
Gejala yang konsisten
dengan hipoglikemia
·
Kadar glukosa plasma
rendah
·
Gejala klinis mereda
setellah kadar glukosa plasma meningkat (dinormalkan)
Pemeriksaan
Penunjang
Jika penderita
diabetes mellitus menunjukkan gejala hipoglikemia, biasanya aman untuk
menyimpulkan bahwa tidak diperlukan uji diagnostik khusus, karena hipoglikemia
hampir selalu berhubungan dengan terapi.
Jika
non-diabetik menunjukkan gejala serupa-terutama jika terjadi bingung, hilang
kesadaran, atau kejang- penting untuk melakukan pemeriksaan darah sebelum
diberikan glukosa intravena. Saat terbaik melakukan laboratorium diagnostik
dengan hipoglikemia spontan adalah pada saat terjadi.
8. Penatalaksanaan
hipoglikemia
a.
Glukosa Oral
10-20
gram glukosa oral harus diberikan.
Idealnya
dalam bentuk tablet, jelly, atau 150-200 ml minuman yang mengandung glukosa
seperti jus buah segar. Bila pasien kesulitan menelan, diberikan madu atau gel
glukosa secara buccal.
b.
Glukosa Intravena
Glukosa
intravena harus diberikan dengan berhati-hati.
Kadar Glukosa (mg/dl)
|
Terapi Hipoglikemia
|
<
30 mg/dl
|
Injeksi
IV Dex 40% (25 cc) bolus 3 flacon
|
30-60
mg/dl
|
Injeksi
IV Dex 40% (25 cc) bolus 3 flacon
|
60-100
mg/dl
|
Injeksi
IV Dex 40% (25 cc) bolus 1 flacon
|
Follow Up :
·
Periksa kadar gula dara
lagi, 30 menit setelah injeksi
·
Sesudah bolus, setelah
30 menit dapat diberikan 1 flacon lagi sampai 2-3 kali untuk mencapai kadar
kurang lebih 120 mg/dl
c.
Glucose Elevating Agent
(Glukagon)
Dosis
: 1mg (1 unit) IM/SC/IV
Indikasi
: untuk pasien DM yang diobati dengan insulin.
Efek
:
·
Meningkatkan
produksi/pelepasan glukosa oleh hati
·
Menurunkan sintesis
glikogen
·
Mendorong
glikogenolisis
·
Merangsang
glukoneogenesis
d.
Inhibitor Sekresi
Insulin (Diazoxide atau Octreotide)
Diazoxide
dosis 3mg/kg/hari PO
Efek
:
·
Meningkatkan output
glukosa hepatic
·
Menghambat pelepasan
insulin pancreas
·
Mengurangi penyerapan
glukosa seluler
e.
Edukasi
·
Makan/makan sering
terutama pada malam hari
·
Mengurangi aktivitas
yang signifikan
·
Edukasi tanda-tanda
awal hipoglikemia kepada pasien
Pencegahan
·
Mengatur pola makan dan istirahat
secara teratur
·
Mengubah gaya hidup
·
Melakukan olahraga secara teratur
dengan melakukan olahrag kecil seperti: jalan santai
·
Konsumsi obat sesuai dosis dan
waktu yang telah ditentukan
·
Konsultasikan pada dokter apabila
terdapat peningkatan aktivitas sehari-hari atau bepergian jauh
·
Hindari minum-minuman keras dan beralkohol
9. Indikasi rawat inap
hipoglikemia
· Pasien
yang mengalami koma hipoglikemia.
Walaupun
pasien sudah sadar sesudah pemberian bolus dekstrosa tetapi pemberian dekstrosa
harus diteruskan dengan infus dekstrosa 10% selama lebih kurang 3 hari dan
monitoring kadar glukosa darah setiap 3 – 6 jam sekali dan perlu dipertahankan
dikisaran 90 – 180 mg%.
· Cedera
neurologi
· Hipoglikemia
berat
· Hipoglikemia
berulang
· Hipoglikemia
dengan penyakit penyerta yang serius
· Overdosis
obat hipoglikemia
10. Komplikasi hipoglikemia
·
Koma hipoglikemik
·
Kejang
·
Gangguan otak
·
Kematian
11. Prognosis hipoglikemia
Kematian
akibat hipoglikemia jarang terjadi. Kematian dapat terjadi karena keterlambatan
mendapat pengobatan, terlalu lama dalam keadaan koma sehingga terjadi kerusakan
jaringan otak. Kemungkinan lain pasien peminum alkohol dan saat terjadi
hipoglikemia dia dalam keadaan mabuk sehingga tidak dapat mengatasi keadaan
gawat tersebut. Disamping itu alkohol menekan glukoneogenesis. Hipoglikemia yang
terjadi saat pasien mengemudikan kendaraan dapat menyebabkan kecelakaan yang
berakibat fatal.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Perempuan berusia 36 tahun tersebut mengalami hipoglikemi et
causa riwayat DM dan penggunaan obat DM yang tidak terkontrol.
DAFTAR
PUSTAKA
Sherwood, L. Fisiologi Manusia:
dari Sel ke Sistem E/6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2011.
W.Sudoyo,A.,Setiyohadi,B, Alwi,I,K,M.s &Setiati,S. (2009).Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam; Jilid 2; Ed.5.Jakarta: Penerbit Buku EGC.
Sembulingam K,
Sembulingam Prema. 2013. Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran. Edisi 5. Jakarta : Binarupa Aksara.
Sudoyo, Aru W.
dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi V. Jakarta: Interna
Publishing.
No comments:
Post a Comment