Monday, 4 January 2016

Peradangan Pada Telinga (Otitis Eksterna Difusa)


Pemicu
Seorang Pria berumur 28 tahun, punya hobby berenang datang ke puskesmas karena sakit pada telinga kanan selama 3 hari. Empat hari sebelumnya penderita merasakan telinga kanan gatal kemudian dikorek. Riwayat telinga berair (-), sakit saat mengunyah (+).

More info 1
Status lokalisata :
Telinga:
·         Daun telinga kanan bila disentuh terasa sangat sakit
·         Liang telinga kanan: oedem dan hiperemis.
·         Membrane tympane kanan: tidak terlihat
Hidung dan tenggorokkan: Dalam batas normal
Temperatur : 37,8 ◦C

More info 2
Hasil Audiometri telinga kiri: normal
Hasil tes berbisik telinga kiri 6m, telinga kanan 4m.

Unfamiliar terms
___

Masalah
1.      Sakit pada telinga dan gatal
2.      Sakit saat mengunyah.

Analisa masalah

Berenang
                                                                           
Air Masuk

Serumen menjadi cair dan keluar

Epitelnya menjadi kering

Gatal

Dikorek

Iritasi, oedem, hiperemis, sakit saat mengunyah

Hipotesa
Otitis Eksterna Difusa

Learning issue
1.      Embriologi dan Anatomi Telinga
2.      Histologi Telinga
3.      Fisiologi Pendengaran Dan Mekanisme Pertahanan Telinga
4.      Diagnosa Banding Sakit Pada Telinga
5.      Definisi, Etiologi, Klasifikasi, Faktor Predisposisi
6.      Patogenesis dan Patofisiologi Otitis Eksterna Difusa
7.      Penegakkan Diagnosa
8.      Penatalaksanaan
9.      Kompro dan Indikasi Merujuk

Pembahasan learning issue
1.        EMBRIOLOGI TELINGA
a)    TELINGA DALAM


http://4uliedz.files.wordpress.com/2009/03/image0011.gif?w=510&h=486
 







Awal terbentuknya telinga dapat di temukan pada mudigah usia berusia 22 hari, ditandai adanya penebalan ectoderm pada region rombensefalon. Penebalan tersebut, plakoda otika, cepat mengalami invaginasi (24 hari) dan membentuk vesikula otika (4,5 minggu).
Selanjutnya vesikula otika berkembang membentuk sakulus dan duktus koklearis pada bagian ventral, dan pada bagian dorsal membentuk utrikulus, kanalis semisirkularis, dan duktus endolimfatikus.
Pada minggu keenam sakulus berkembang membentuk tubulus (kebawah), menembus mesenkin secara spiral, kemudian menyelesaikan 2,5 putaran sampai minggu kedelapan, inilah duktus koklearis. Hubungan antara sakulus dengan duktus koklearis berupa sluran sempit, yaitu duktus reuniens.
Mesenkim disekitar duktus koklearis berdiferensiasi menjadi tulang rawan. Pada minggu ke-10, selubung tulang rawan mangalami vakuolisasi dan membentuk dua ruangan perilimfe, skala vestibule dan skala timpani. Duktus kokleari dan skala vestibule dipisahkan oleh membrane vestibularis, sedangkan dengan skala timpani oleh membrane basiliaris. Dinding awal duktus koklearis tetap melekat ke tulang rawan sekitar melalui ligamentum spirale, sementara sudut mediannnya berhubungan dengan suatu prosesus tulang rawan panjang, mediolus.
Sel-sel pada epitel koklearis awalnya tampak sama, namun kemudian membentuk dua bubungan, yaitu inner ridge dan outer ridge. Outer ridge membentuk sel rambut yang merupakan sel sensorik system pendengaran, yang dilapisi oleh membrane tektoria, keduanya membentuk organ korti. Impuls yang diterima disalurkan ke ganglion spiraled an kemudian kesistem saraf oleh serabut auditorik saraf kranial VIII.
Pembentukan kanalis semisirkularis pada minggu keenam, bagian tengah dinding-dinding kantong utrikulus melekat satu sama lain dan lenyap, membentuk 3 kanalis sesirkularis. Salah satu ujun dari masing-masing kanalis melebar membentuk krus ampulare, dan krus nonampulare yang tidak melebar.
Sel-sel di ampula, membentuk krista ampularis, yang mengandung sel sensorik untuk mengatur keseimbangan. Yang serupa juga terbentuk di dinding utrikulus dan sakulus , macula akustika. Impuls yang di terima sel sensorik krista dan macula akibat perubahan posisi tubuh disalurkan ke otak oleh serabut vestibularis saraf kranial VIII.

b)      TELINGA TENGAH
http://4uliedz.files.wordpress.com/2009/03/image0021.gif?w=510&h=337Kavitas timpani berasal dari endoderm, kantong faring pertama. Kantong tersebut meluas ke lateral, bagian distal, resesus tubotimpanikus melabar dan membentuk kavitas timpani primitive, dan bagian proksimal tetep sempit membentuk tuba auditiva (Tuba Eustachii).
Tulang pendengaran muncul pada paruh pertama kehidupan janin, namun terbenam dalam mesenkim sampai bulan kedelapan. Saat kavitas timpani meluas, tulang pendengaran seluruhnya bebas dari mesenkim, epitel endoderm menghubungkan tulang tersebut ke dinding rongga seperti mesenterium.
Maleus dan inkus berasal dari tulang rawan arkus faring pertama, karena itu ototnya, m. tensor timpani, dipersarafi oleh nervus mandibularis (cab. Nervus trigeminus). Sedangkan stapes berasal dari tulang rawan arkus faring kedua, yang melekat m. stapedius, dipersarafi oleh nervus fasialis.

c)      http://4uliedz.files.wordpress.com/2009/03/image0031.gifTELINGA LUAR
Meatus akustikus eksternus berasal dari bagian dorsal celah faring pertama.Pada awal bulan ketiga, sel-sel epitel dibawah meatus berpoliferasi, membentuk sumbat meatus. Pada bulan ketujuhsunbat tersebut luruh, membentuk gendang telinga definitf.
Gendang telinga terdiri dari : (1) lapisan epitel ectoderm didasar meatus akustikus, (2) lapisan epitel endoderm di kavitas timpani, (3) lapisan intermediate jaringan ikat.
Aurikula terbentuk dari enam proliferasi mesenkim diujung dorsal arkus faring pertama dan kedua
http://septiadiah.files.wordpress.com/2011/04/anatomy-of-the-ear.gif
ANATOMI TELINGA

Telinga terdiri dari 3 bagian yang membentuk satu unit anatomis yang berfungsi sebagai pendengaran dan keseimbangan, yaitu :
1)      Telinga luar
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNZ9uqUYPLpH20u0Q2ASXgP0zNZZbiPTdPfZgUrLqOTbroMXNYGGl_guUOU4jpmb-MgkW_McmrLx0p9PSjc4fM3i-7ieumJyMU5H2d2PYzyIcl7x0wql5n9iKb0uyamrnX3Hwzn57zn3E/s1600/Telinga+luar.pngAurikula
·         Terdiri dari tulang rawan dan kulit
·         Terdapat konkha, tragus, antitragus, helix, antihelix dan lobules
·         Fungsi utama aurikula adalah untuk menangkap gelombang suara dan mengarahkannya ke dalam Meatus akustikus eksternus
Meatus akustikus eksternus
·         Panjang + 2, 5 cm, berbentuk huruf S
·         1/3 bagian luar terdiri dari tulang rawan, banyak terdapat kelenjar minyak dan kel. Serumen
·         2/3 bagian sisanya terdiri dari tulang ( temporal ) dan sedikit kelenjar serumen.
·         Rambut halus dan serumen berfungsi untuk mencegah serangga kecil masuk.
MAE ini juga berfungsi sebagai buffer terhadap perubahan kelembaban dan temperatur yang dapat mengganggu elastisitas membran tympani
2)      Telinga tengah
http://sandurezu.files.wordpress.com/2014/07/071914_0302_bendaasingd3.jpg?w=720Membrana Tympani
·         Terdiri dari jaringan fibrosa elastis
·         Bentuk bundar dan cekung dari luar
·         Terdapat bagian yang disebut pars flaksida, pars tensa dan umbo. Reflek cahaya ke arah kiri jam tujuh dan jam lima ke kanan
·         Dibagi 4 kwadran ; atas depan, atas belakang, bawah depan dan bawah belakang
Berfungsi menerima getaran suara dan meneruskannya pada tulang pendengaran
http://s-media-cache-ak0.pinimg.com/236x/78/18/11/78181151046f34ab8c36441bf563a401.jpgTulang-tulang Pendengaran
·         Terdiri dari Maleus, Incus dan Stapes
·         Merupaka tulang terkecil pada tubuh manusia.
·         Brfungsi menurunkan amplitudo getaran yang diterima dari membran tympani dan meneruskannya kjendela oval
Cavum Tympani
·         Merupakan ruangan yang berhubungan dengan tulang Mastoid, sehingga bila terjadi infeksi pada telinga tengah dapat menjalar menjadi mastoiditis
Tuba Eustachius
·         Bermula dari ruang tympani ke arah bawah sampai nasofaring
·         Struktur mukosanya merupakan kelanjutan dari mukosa nasofaring
·         Tuba dapat tertutup pada kondisi peningkatan tekanan secara mendadak.
·         Tuba ini terbuka saat menelan dan bersin
·         Berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan udara di luar tubuh dengan di dalam telinga tengah

3)      Telinga dalam
Telinga dalam terdiri atas 2 bagian:
1.      Tulang = labirin osseus
2.      Membran = labirin membranaceus
Labirin membranaseus terdapat didalam labirin osseus, diantara keduanya terdapat perilimphe, sedang didalam labirin membranaseus terdapat endolimphe
Labirin Osseus, terdiri dari:
1.      Cochlea, seperti rumah siput terletak didepan, berupa bangunan 2,5 lingkaran
2.      Canalis semisirkularis:
- Canalis semisirklaris horisontalis / lateralis
- Canalis semisirkularis superior / anterior
- Canalis semisirkulais inferior / posterior
Labirin membranaceus
Terdapat diadalam labirin osseus dengan pemisah perilimphe yang berisi endolimpe. Terdiri dari:
1.      Duktus cochlearis: di dalam cochlea fungsi pendengaran: n. Cochlearis
2.      Saculus dan utriculus : didalam vestibulum
Saculus
Bentuk: globoid, lebih besar utriculus
Letak: depan bawah
Terdapat daerah sensoris maculi saculi, terdiri dari:
1. sel-sel reseptor
2. sel-sel penyokong
3. membrane basilaris beraksi terhadap gerakan ventrikel

Utriculus
Bentuk ovoid
Letak belakang atas
Terdapat daerah sensoris makuli utriculus, terdiri dari:
- Sel-sel reseptor
- Sel-sel penyokong
- Membrane basilaris
Bereaksi terhadap gerakan horizontal, linier
http://astumd.files.wordpress.com/2011/12/semi-circular-canals.jpg
3.      Duktus semisirkularis : di dalam kanalis semisirkularis pada membrana basilaris terdapat organon corti dengan bangunan:
- Pilar dalam dan pilar luar yang membentuk tunel of corti
- Sel-sel rambut dalam 1 deret keluar 3-4 deret
- Sel-sel penyokong: el deiters, sel hansen, claudies dan membrane tektoria.

Duktus semisirkularis
Terdapat 3 ampula, yaitu:
- Ampula romb. Anterior
- Ampula romb. Lateral
- Ampula romb. Posterior

Pada proses mendengar; organ corti merupakan reseptor pendengaran rangsang bunyi (mekanik) diubah menjadi listrik

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhi1Wn0uc3gNiNRcRWIYbWNd86pwqMUS4SjCzcssZsHavt3qHjGxpIvd32-r_QL5Nk_ghlu-jnB8IgjSDRXOUdkJRHPyrtmo9ItlpUjCAmXsMYk-i30Js56nsTr7WXrNhwGwiO6hB1OlHRE/s320/eustachius.jpgPerbedaan telinga pada bayi dan dewasa








Pada bayi ukuran tuba auditiva nya lebih pendek, sempit dan horizontal sehingga memudah bakteri terjebak di tuba auditiva bila terdapat infeksi di hidung

2.        HISTOLOGI TELINGA

Telinga dalam : Regio internal telinga, terdiri atas labirin tulang yang menampung labirin membranosa.





3.        FISIOLOGI PENDENGARAN DAN MEKANISME PERTAHANAN TELINGA
Telinga merupakan salah satu alat panca indera untuk mendengar. Anatomi telinga terdiri dari:
1.                   Telinga Bagian Luar (Auris Ekterna)
Aurikula (daun telinga), menampung gelombang suara datang dari luar masuk ke dalam telinga.
Meatus akustikus eksterna (liang telinga), saluran penghubung aurikula dengan membran timpani panjangnya ±2,5 cm terdiri dari tulang rawan dan tulang keras, saluran ini mengandung rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat, khususnya menghasilkan sekret-sekret berbentuk serum.
Membran tympani, antara telinga luar dan telinga tengah terdapat selaput gendang telinga yang disebut membran tympani.

2.         Telinga Bagian Tengah (Auris Media)
Kavum tympani, rongga di dalam tulang temporalis terdapat 3 buah tulang pendengaran yang terdiri dari meleus, inkus dan stapes yang melekat pada bagian dalam membran tympani dan bagian dasar tulang stapes membuka pada fenestra ovalis.
Antrum tympani, merupakan rongga tidak teratur yang agak luas terletak di bagian bawah samping dari kavum tympani.
Tuba auditiva eustachii, saluran tulang rawan yang panjangnya ±3,7 cm berjalan miring ke bawah agak ke depan, dilapisi oleh lapisan mukosa.

3.         Telinga Bagian Dalam (Auris Interna)
Terletak pada bagian tulang keras pilorus temporalis, terdapat reseptor pendengar dan alat pendengar ini disebut labirin.
Labirintus osseous, serangkaian saluran bawah dikelilingi oleh cairan dinamakan perilimfe.
1)      Vestibulum, bagian tengah labirintus osseous pada vestibulum ini membuka fenestra ovale dan fenestra rotundum dan pada bagian belakang atas menerima muara kanalis semisirkularis.
2)      Koklea, berbentuk seperti rumah siput, pada koklea ini ada 3 pintu yang menghubungkan koklea dengan vestibulum, kavum tympani dan kanalis koklearis.
3)      Kanalis semisirkularis, merupakan saluran setengah lingkaran yang terdiri dari 3 saluran: kanalis semisirkularis superior, kanalis semisirkularis posterior dan kanalis semisirkularis lateralis.
 Labirintus membrannosus terdiri dari:
1)   Ultikulus
2)   Sakulus
3)   Duktus Semi Sirkularis
4)   Duktus Koklearis

Proses Pendengaran
Gelombang suara

Bergerak melalui aurikula eksterna

Membran tympani bergetar

Diteruskan melalui tulang pendengaran
(Maleus, inkus, states)

Disalurkan ke fenestra vestibular

Menyebabkan cairan endolimfe masuk ke skala vestibuli dan media

Mengenai membran basilar
(Aktivasi impus saraf)

Menghantarkan infus pada ganglion spiralis corti

N. cochlearis

Nukleus cochlearis                              Medula oblongata

Nukleus genikulatum medial              Thalamus

Korteks auditorik

Perasaan mendengar

Mekanisme Pertahanan Telinga
Pada telinga, terdapat meatus akustikus eksterna yang terdiri dari tulang rawan dan tulang keras, saluran ini mengandung rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat khususnya menghasilkan sekret-sekret berbentuk serumen.
Serumen ini mengandung substansi asam yang memberikan perlindungan terhadap serangga atau mikro organisme yang masuk.

4.        DIAGNOSA BANDING SAKIT PADA TELINGA
No
Penyakit
Defenisi
Penyebab
Tanda dan Gejala
1.
Otitis eksterna sirkumskripta (furunkel/bisul)
Infeksi pada pilosebasea sehingga membentuk furunkel
Staphylococcus aureus atau S. Albus
Terdapat folikel pilosebasea, selulitis, nyeri hebat, edema dan abses
2.
Otiti eksterna difus
Infeksi pada liang telinga yaitu papda 2/3 bagian dalam
Pseudomonas, staphylococcus albus dll
Hiperemis, edema, nyeri tekan tragus, liang telinga sangat sempit, kadang disertai adanya pembesaran kelenjar getah bening, sekret berbau .
3.
Perikondritis berulan
Radang pada tulang rawan yang menjadi kerangka daun telinga yang menyebabkan efusi serum atau pus diantara lapisan perikondrium dan kartilago telinga luar.
Trauma
Auricula terlihat membengkak, merah, terasa panas, dan sangat nyeri bila ditekan.
4.
Otitis media akut
Infeksi telinga tengah yang berasal dari saluran nafas atas/biasa karena tersumbatnya tuba eusthachius
Streptococcus haemoliticus, stafilococcus aureus, pneumocccus, H. Influenza, E.coli
Edema, hiperemis,, sekret eksudat serosa, bulging, pasien demam, nyeri telinga bertambah, pasien ada riwayat batuk pilek, pendengaran terasa penuh.
5.
Dermatitis ekzematosa
Kelainan kulit yang melibatkan liang telinga, meatus dan konka
Terjadi karena kepekaan terhadap neomisin
Hiperemis, terdapat lesi, edema dan stadium eksudat cair diikuti pembentukan krusta.
6.
Otitis eksterna Nekrotikan
Infeksi berat pada tulang temporal dan jaringan lunak telinga
Pseudomonas aeruginosa dan biasanya ditemukan pada penderita DM lanjut usia dan sering pada derah iklim panas
Pasien datang dengan disfungsi saraf kranial ke 7, pemeriksaan telinga normal
7.
Neoplasma liang telinga
Infeksi pada liang telinga yang diikuti dengan pertumbuhan struktur lain disekitarnya.
-           
Nyeri dan edema liang telinga, mis. Osteoma (tumor jinak) bejolan tunggal, keras, bundar yang menempel melalui suatu pedikel tulang yang kecil pada 1/3 bagian dalam telinga.
8.
Otitis eksterna maligna
Infeksi difus di liang telinga luar dan struktur lain disekitarnya
Akibta adanya faktor immunocompromize dan mikroangiopati.
Rasa gatal di liang telinga yang dengan cepat diikuti oleh nyeri, sekret yang banyak serta pembengkakan liang telinga.

5.        DEFINISI, ETIOLOGI, KLASIFIKASI, FAKTOR PREDISPOSISI
Definisi
Otitis Eksterna adalah infeksi atau inflamasi mukosa pada telinga luar (meatus akustikus eksternus). Dapat bersifat akut atau kronis. Biasanya penyakit ini diderita oleh orang-orang yang banyak beraktivitas di air seperti pada perenang.

Otitis Eksterna Sirkumskripta
Telinga bagian luar memiliki adneksa kulit dengan kelenjar sebasea, folikel rambut dan kelenjar serumen. Otitis eksterna sirkumskripta terjadi apabila infeksi bermula dari kelenjar polisebaseus di liang telinga yang disebabkan oleh bakteri Staphyilococcus aureus dan Staphyilococcus albus sehingga menyebabkan furunkel terutama di liang telinga di 1/3 luar. Sering timbul pada seseorang yang menderita diabetes.

Otitis Eksterna Difusa
Otitis eksterna difus adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat infeksi bakteri. Umumnya bakteri penyebab yaitu Pseudomonas. Bakteri penyebab lainnya yaitu Staphyilococcus albus, Escheria coli dan sebagainya. Otitis media difus juga sering terjadi sekunder dari OMSK atau OMA.

Etiologi
Pada umumnya penyebab dari otitis eksterna adalah infeksi bakteri seperti Staphyilococcus aureus, Staphyilococcus albus, E. coli. Selain itu juga dapat disebabkan oleh penyebaran yang luas dari proses dermatologis yang non-infeksius serta jamur dan virus Herpes-Zooster.

Faktor Predisposisi
a.  pH (pH yang basa akan menurunkan proteksi terhadap infeksi).
b.  Udara yang hangat dan lembab, kuman dan jamur mudah tumbuh.
c.  Trauma ringan (ketika mengorek telinga) atau karena berenang yang menyebabkan perubahan kulit karena terkena air.

Klasifikasi
Otitis eksterna dibagi 3 jenis :
- Otitis eksterna sirkumsripta
Otitis eksterna sirkumskripta adalah infeksi bermula dari folikel rambut di liang telinga yang disebabkan oleh bakteri stafilokokus dan menimbulkan furunkel di liang telinga di 1/3 luar. Sering timbul pada seseorang yang menderita diabetes.

- Otitis eksterna difus
Otitis eksterna difus adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat infeksi bakteri. Umumnya bakteri penyebab yaitu Pseudomonas. Bakteri penyebab lainnya yaitu Staphylococcus albus, Escheria coli, dan sebagainya. Kulit liang telinga terlihat hiperemis dan udem yang batasnya tidak jelas.
- Otomikosis
Infeksi jamur di liang telinga dipermudah oleh kelembaban yang tinggi di daerah tersebut. Yang tersering ialah jamur aspergilus. Kadang-kadang ditemukan juga kandida albikans atau jamur lain.

Menurut MM. Carr secara klinik otitis eksterna terbagi 4:
1. Otitis Eksterna Ringan : kulit liang telinga hiperemis dan eksudat, liang telinga menyempit.
2. Otitis Eksterna Sedang : liang telinga sempit, bengkak, kulit hiperemis dan eksudat positif.
3. Otitis Eksterna Komplikas : Pina/Periaurikuler eritema dan bengkak.
4. Otitis Eksterna Kronik : kulit liang telinga/pina menebal, keriput, eritema positif.




6.        PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGI OTITIS EKSTERNA DIFUSA
Faktor Predisposisi

                                         


                                                    







                                                         
















7.     PENEGAKKAN DIAGNOSA
Penegakan diagnosis otitis ekterna
1.      Anamnesis
Keluhan
·         Pasien datang dengan keluhan rasa sakit pada telinga, terutama bila daun telinga disentuh dan waktu mengunyah.
·         pasien dengan otomikosis biasanya datang dengan keluhan rasa gatal yang hebat dan rasa penuh pada liang telinga.
·         Rasa sakit di dalam telinga bisa bervariasi dari yang hanya berupa rasa tidak enak sedikit, perasaan penuh di dalam telinga, perasaan seperti terbakar hingga rasa sakit yang hebat, serta berdenyut.
·         Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada tahap awal dari otitis eksterna difusa dan sering mendahului terjadinya rasa sakit dan nyeri tekan daun telinga.
·         Kurang pendengaran mungkin terjadi pada otitis eksterna disebabkan edema kulit liang telinga, sekret yang serous atau purulen, penebalan kulit yang progresif pada otitis eksterna yang lama sehingga sering menyumbat lumen kanalis dan menyebabkan timbulnya tuli konduktif.

Faktor Risiko
  a. Lingkungan yang panas dan lembab
  b. Berenang
  c. Membersihkan telinga secara berlebihan, seperti dengan cotton bud
     ataupun benda lainnya
  d. Kebiasaan memasukkan air ke dalam telinga
  e. Penyakit sistemik diabetes

2.      Pemeriksaan Fisik
  a. Nyeri tekan pada tragus
  b. Nyeri tarik daun telinga
  c. Kelenjar getah bening regional dapat membesar dan nyeri
  d. Pada pemeriksaan liang telinga:
     1. Pada otitis eksterna sirkumskripta dapat terlihat furunkel atau bisul
         serta liang telinga sempit;
     2. Pada otitis eksterna difusa liang telinga sempit, kulit liang telinga
         terlihat hiperemis dan udem yang batasnya tidak jelas serta sekret
         yang sedikit.
    3. Pada otomikosis dapat terlihat jamur seperti serabut kapas dengan
        warna yang bervariasi (putih kekuningan)
    4. Pada herpes zoster otikus tampak lesi kulit vesikuler di sekitar liang
        telinga.
e. Pada pemeriksaan penala kadang didapatkan tuli konduktif. 

3.      Pemeriksaan Penunjang:
a. Pemeriksaan sediaan langsung jamur dengan KOH untuk otomikosis
b. Pemeriksaan pendengaran
1.      Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
·         Anamnesis
·         Pemeriksaan fisik : otoskop
MEMBRAN TIMPANI
¡  Bagian paling luar telinga tengah
¡  Secara anatomi : 4 kuadran
¡  Bayangan penonjolan bgn bawah maleus àUmbo
¡  Reflex cahaya à gerakan serabut  yang radier dan sirkuler.
¡  Reflek cahaya jam 7 untuk MT kiri dan jam 5 utk MT kanan
2.      Tes Berbisik
·         Merupakan tes semikuantitatif
·         Tujuan : menentukan derajat ketulian secara kasar
·         Orang normal daat mendengar bisikan dari jarak 6-10 meter
·         Cara pemeriksaam:
1.      Ruangan cukup tenang, dengan panjang 6 meter
2.      Berbisik pada akhir ekspirasi
3.      Dimulai dari jarak 6 meter dan makin lama makin mendekat, maju tiap satu meter sampai dapat mengulangi tiap kata dengan benar
4.      Telinga yang tidak diperiksa ditutup, orang yang diperiksa tidak boleh melihat pemeriksa (pemeriksa berdiri di sisi telinga yang diperiksa)
·         Interpretasi :
5.      Normal : 5/6 sampai 6/6
6.      Tuli ringan bila suara bisik 4 meter
7.      Tuli sedang bila suara bisik antara 2 - 3 meter
8.      Tuli berat bila suara bisik antara 0 - 1 meter

3.      Tes Penala (garpu tala)
Dasar fisiologi pemeriksaan:
·         Telinga dalam (koklea) terletak pada kavitas bertulang di dalam os temporalis (labyrinth tulang) à getaran di seluruh tulang tengkorak dapat menyebabkan getaran pada cairan koklea
·         Masking phenomenonà adanya bunyi akan menurunkan kemampuan seseorang mendengar bunyi lain à masa refrakter relatif dan absolut  reseptor dan serat n.auditorik à berkaitan dengan nada
A.     Tes Rinne
·         Merupakan tes kualitatif
·         Tujuan: membandingkan hantaran melalui udara dan hantaran melalui tulang
·         Cara pemeriksaan:
                                                              i.      Penala digetarkan
                                                            ii.      Dasar penala diletakan pada prosesus mastoideus telinga yang akan diperiksa
                                                          iii.      Jika op tidak mendengar bunyi lagi, penala di pindahkan ke depan liang telinga, ± 2,5 cm dari liang telinga

·         Interpretasi :
1.     Normal à AC : BC = 2:1
2.     Rinne (+) : intensitas AC > BC à Telinga normal atau tuli saraf
3.     Rinne (-) : intensitas AC < BC à Tuli Konduktif

 
               
B.     Tes Weber
·         Tujuan : membandingkan hantaran tulang telinga kiri dengan telinga kanan
·         Cara pemeriksaan:
1.      Penala digetarkan
2.      Dasar penala diletakkan pada garis tengah kepala : ubun-ubun, glabella, dagu, pertengahan gigi serià paling sensitif)
·         Interpretasi :
1.        Tak ada lateralisasi à normal
2.        Lateralisasi ke telinga yang sakit à telinga tsb tuli konduktif
3.        Lateralisasi ke telinga yang sehat à telinga yang sakit tuli saraf

C.     Tes Schwabach
·         Tujuan : membandingkan hantaran tulang orang yang diperiksa dengan pemeriksa yang pendengarannya normal
·         Cara pemeriksaan :
1.        Penala digetarkan
2.        Dasarnya diletakkan ada prosesus mastoideus op
3.        Bila sudah tidak didengar lagi, penala dipindahkan pada proc.mastoideus pemeriksa
4.        Bila masih terdengarà kesan: pendengaran op memendek
5.        Bila pemeriksa juga tidak mendengar à ulangi tes kembali.
6.        Penala digetarkan kembali dan diletakkan di proc.mastoideus pemeriksa terlebih dahulu, bila sudah tidak terdengar lagi pindahkan pada op
·         Interpretasi :
1.        Normal apabila BC op = BC pemeriksa
2.        Bila BC op < pemeriksa à Schwabach memendek à telinga op yang diperiksa tuli saraf
3.        Bila BC OP > pemeriksa à Schwabach memanjang à telinga op yang diperiksa tuli konduktif
D.     Tes Bing
·         Cara pemeriksaan :
1.        Tragus telinga yang diperiksa  ditekan (ditutup) sehingga terdapat tuli konduktif kira2 30 Db.
2.        Penala digetarkan, diletakkan di tengah kepala seperti pada tes weber
·         Interpretasi:
1.      Lateralisasi ke telinga yang ditutup à telinga normal atau tuli saraf
2.      Tidak ada lateralisasi ke telinga yang ditutup (yang diperiksa) à telinga tersebut tuli konduktif

4.Audiometri
¡  Tujuan : untuk menentukan sifat kelainan pendengaran
¡  Merupakan earphone sederhana yang dihubungkan dengan ossilator elektronik yang mampu memancarkan suara murni dengan kisaran frekuensi rendahàtinggi
¡  Tingkat intensitas nol pada masing2 frekuensi adalah kekerasan yang hampir tidak bisa didengar oleh telinga normal
¡  Volume dapat ditingkatkan,bika harus ditingkatkan hingga 30 desibel dari normalà org tsb dikatakan kehilangan pendengaran 30 dB untuk frekuensi tertentu
¡  Pada tiap pemeriksaan à digunakan 8-10 frekuensi yang mencakup spektrum pendengaran
¡  Hasil à audiogram

5.Timpanometri
¡  Definisi : pengukuran tekanan telinga yang berhubungan dengan tuba saluran eustachius pada membran tImpani
¡  deteksi kehilangan pendengaran
¡   instrumen diagnostik
¡  Tujuan, mengetahui:
§  Compliance/mobilitas membrana timpani
§  Tekanan pada telinga tengah
§  Volume canalis auditorius eksterna
¡  Hasil à timpanogram
¡  Klasifikasi timpanogram :
§  tipe A (normal)
§   type B (menunjukkan adanya cairan di belakang membrana timpani)
§  tipe C (menunjukkan adanya disfungsi tuba eustachius)
¡  Berguna untuk diagnosis dan follow-up penyakit pada telinga tengah (aling sering : otitis media pd anak-anak)
8.        PENATALAKSANAAN
        Pengobatan primer dari otitis eksterna melibatkan manajemen nyeri, pemberian obat topikal untuk mengontrol edema dan infeksi , dan menghindari faktor. 
Terapi otitis eksterna difus :
1.         Membersihkan liang telinga.
2.    Memasukkan tampon yang mengandung antibiotik ke liang telinga supaya terdapat kontak yang baik antara obat dengan kulit yang meradang.
3.         Dapat diberikan antibiotik topikal.

OTOLIN (obat tetes telinga)
Tiap ml Otolin mengandung :
  1. Kloramfenikol 5%,
  2. Polimiksin B. Sulfat 10.000 IU,
  3. Benzocaine 1%, dan
  4. Nipagin 1%.
FARMAKOLOGI (CARA KERJA OBAT)
Kloramfenikol adalah antibiotik yang mempunyai spektrum luas, termasuk bakteri gram positif dan gram negatif. Kloramfenikol topikal dan tetes telinga merupakan antibakterial yang efektif, bahkan terhadap bakteri P. vulgaris dan Pseudomonas aeruginosa yang resisten berhadap beberapa antibiotik.
Polimiksin adalah antibiotik pilihan untuk pengobatan infeksi bakteri gram negatif yang peka termasuk strain Ps. Aeruginosa, yang merupakan bakteri paling destruktif pada infeksi telinga.
Kombinasi kedua antibiotik tersebut dapat mengeradikasi mikroorganisme, dan mengurangi risiko timbulnya resistensi terhadap antibiotik.
Benzokain mempunyai efek mengurangi nyeri. Sedangkan nipagin mempunyai efek sebagai antiseptik.





OTOLIN Tetes Telinga (Chloramphenicol, Polymyxin B. Sulphate, Benzocaine, Nipagin)
 








OTOLIN Tetes Telinga (Chloramphenicol, Polymyxin B. Sulphate, Benzocaine, Nipagin)

INDIKASI / KEGUNAAN
Indikasi Otolin adalah pengobatan otitis eksterna akut dan kronik yang disebabkan oleh bakteri yang peka terhada kloramfenikol dan polimiksin.

KONTRAINDIKASI
Otolin jangan diberikan kepada penderita yang hipersensitif / alergi terhadap salah satu komponen obat Otolin.

DOSIS DAN ATURAN PAKAI
Tanyakan kepada dokter mengenai dosis dan aturan pakai Otolin.
Dosis yang biasa diberikan :
3 – 4 tetes pada telinga yang sakit, 3 – 4 kali sehari.

KEMASAN
Otolin tetes telinga, botol, @ 10 ml.

9.        KOMPLIKASI, PROGNOSIS DAN INDIKASI MERUJUK
·         KOMPLIKASI
1.      Perikondritis.
Perikondritis adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan infeksi pada kulit dan jaringan yang mengelilingi tulang rawan pada telinga luar. Juga sebagai komplikasi hematoma daun telinga, otitis eksterna kronik, otitis media kronik dan pseudokista.


 






2.      Selulitis Aurikula.
Selulitis adalah suatu kelainan kulit yang ditandai dengan kemerahan, pembengkakan, nyeri tekan dan sakit pada kulit dikarenakan peradanagan pada jaringan ikat kulit yang disebabkan oleh infeksi bakteri.


 







3.      Dermatitis seboroik Aurikula.
Dermatitis seboroik adalah penyakit kuli yang biasanya menjangkit kulit kepala dan area tubuh yang berminyak, seperti punggung wajah, serta dada bagian atas. Bila yang terkena daerah retro aurikularis sering dijumpai selain skuama juga krusta warna kekuning-kuningan dan fisura.







·         PROGNOSIS
Otitis eksterna biasanya sembuh tanpa ada ada komplikasi. Umumnya pasiena akan membaik setelah 2-3 hari pasca pemberian antibiotic. Kegagalan kesembuhan setelah 2-3 hari menandakan dokter harus memeriksa ulang pasien. Otitis eksterna sembuh sempurna setelah 7-10 hari. Pada pasien dengan gangguan system imun (DM, AIDS, dll.) otitis eksterna akan menyebabkan komplikasi yang lebih serius dan memerlukan terapi yang lebih lama serta meniggalkan morbiditas dan mortalitas yang berat.
Ketika otitis eksterna necrotizing telah berkembang, mortalitas akan meningkat menjadi 20% karena infeksi yang menyebar ke intrakranial dan seluruh tubuh yang menyebabkan sepsis.



KESIMPULAN
Pria berumur 28 tahun tersebut mengalami otitis eksterna difusa.



DAFTAR PUSTAKA
Hermani, Bambang, dkk. 2007. Disfoni. Dalam Buku Ajar Ilmu kesehatan THT-KL. Ed.6 Jakarta : FKUI.
Utama, Hendra. 2012. Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan leher. Edisi 7. FK UI
ADAMS, George L,. Boise:Buku ajar penyakit THT . Ed.6. Jakarta:EGC.1997




 
 





No comments:

Post a Comment