Seorang Pria
berumur 28 tahun, punya hobby berenang datang ke puskesmas karena sakit pada
telinga kanan selama 3 hari. Empat hari sebelumnya penderita merasakan telinga
kanan gatal kemudian dikorek. Riwayat telinga berair (-), sakit saat mengunyah
(+).
More info 1
Status
lokalisata :
Telinga:
·
Daun telinga kanan bila
disentuh terasa sangat sakit
·
Liang telinga kanan:
oedem dan hiperemis.
·
Membrane tympane kanan:
tidak terlihat
Hidung
dan tenggorokkan: Dalam batas normal
Temperatur
: 37,8 ◦C
More info 2
Hasil
Audiometri telinga kiri: normal
Hasil
tes berbisik telinga kiri 6m, telinga kanan 4m.
Unfamiliar
terms
___
Masalah
1.
Sakit pada
telinga dan gatal
2.
Sakit saat
mengunyah.
Analisa
masalah
Berenang
Air Masuk
Serumen menjadi cair dan
keluar
Epitelnya menjadi
kering
Gatal
Dikorek
Iritasi, oedem,
hiperemis, sakit saat mengunyah
Hipotesa
Otitis
Eksterna Difusa
Learning
issue
1. Embriologi
dan Anatomi Telinga
2. Histologi
Telinga
3. Fisiologi
Pendengaran Dan Mekanisme Pertahanan Telinga
4. Diagnosa Banding Sakit
Pada Telinga
5. Definisi,
Etiologi, Klasifikasi, Faktor Predisposisi
6. Patogenesis
dan Patofisiologi Otitis Eksterna
Difusa
7. Penegakkan Diagnosa
8. Penatalaksanaan
9. Kompro dan Indikasi Merujuk
Pembahasan learning issue
1.
EMBRIOLOGI
TELINGA
a) TELINGA
DALAM
Awal
terbentuknya telinga dapat di temukan pada mudigah usia berusia 22 hari,
ditandai adanya penebalan ectoderm pada region rombensefalon. Penebalan
tersebut, plakoda otika, cepat
mengalami invaginasi (24 hari) dan membentuk vesikula otika (4,5 minggu).
Selanjutnya
vesikula otika berkembang membentuk sakulus
dan duktus koklearis pada bagian
ventral, dan pada bagian dorsal membentuk utrikulus,
kanalis semisirkularis, dan duktus
endolimfatikus.
Pada
minggu keenam sakulus berkembang membentuk tubulus (kebawah), menembus mesenkin
secara spiral, kemudian menyelesaikan 2,5 putaran sampai minggu kedelapan,
inilah duktus koklearis. Hubungan
antara sakulus dengan duktus koklearis berupa sluran sempit, yaitu duktus reuniens.
Mesenkim
disekitar duktus koklearis berdiferensiasi menjadi tulang rawan. Pada minggu
ke-10, selubung tulang rawan mangalami vakuolisasi dan membentuk dua ruangan
perilimfe, skala vestibule dan skala timpani. Duktus kokleari dan
skala vestibule dipisahkan oleh membrane
vestibularis, sedangkan dengan skala timpani oleh membrane basiliaris. Dinding awal duktus koklearis tetap melekat ke
tulang rawan sekitar melalui ligamentum spirale, sementara sudut mediannnya
berhubungan dengan suatu prosesus tulang rawan panjang, mediolus.
Sel-sel
pada epitel koklearis awalnya tampak sama, namun kemudian membentuk dua
bubungan, yaitu inner ridge dan outer ridge. Outer ridge membentuk sel
rambut yang merupakan sel sensorik system pendengaran, yang dilapisi oleh membrane tektoria, keduanya membentuk organ korti. Impuls yang diterima
disalurkan ke ganglion spiraled an kemudian kesistem saraf oleh serabut auditorik saraf kranial VIII.
Pembentukan
kanalis semisirkularis pada minggu
keenam, bagian tengah dinding-dinding kantong utrikulus melekat satu sama lain
dan lenyap, membentuk 3 kanalis sesirkularis. Salah satu ujun dari
masing-masing kanalis melebar membentuk krus
ampulare, dan krus nonampulare
yang tidak melebar.
Sel-sel
di ampula, membentuk krista ampularis, yang mengandung sel sensorik untuk mengatur
keseimbangan. Yang serupa juga terbentuk di dinding utrikulus dan sakulus , macula akustika. Impuls yang di terima
sel sensorik krista dan macula akibat perubahan posisi tubuh disalurkan ke otak
oleh serabut vestibularis saraf kranial
VIII.
b) TELINGA
TENGAH
Kavitas
timpani berasal dari endoderm, kantong faring
pertama. Kantong tersebut meluas ke lateral, bagian distal, resesus tubotimpanikus melabar dan
membentuk kavitas timpani primitive, dan bagian proksimal tetep sempit
membentuk tuba auditiva (Tuba Eustachii).
Tulang
pendengaran muncul pada paruh pertama kehidupan janin, namun terbenam dalam
mesenkim sampai bulan kedelapan. Saat kavitas timpani meluas, tulang
pendengaran seluruhnya bebas dari mesenkim, epitel endoderm menghubungkan
tulang tersebut ke dinding rongga seperti mesenterium.
Maleus
dan inkus berasal dari tulang rawan
arkus faring pertama, karena itu ototnya, m.
tensor timpani, dipersarafi oleh nervus
mandibularis (cab. Nervus trigeminus). Sedangkan stapes berasal dari tulang rawan arkus faring kedua, yang melekat m. stapedius, dipersarafi oleh nervus fasialis.
c) TELINGA
LUAR
Meatus
akustikus eksternus berasal dari bagian dorsal celah faring pertama.Pada awal
bulan ketiga, sel-sel epitel dibawah meatus berpoliferasi, membentuk sumbat meatus.
Pada bulan ketujuhsunbat tersebut luruh, membentuk gendang telinga definitf.
Gendang
telinga terdiri dari : (1) lapisan epitel ectoderm didasar meatus akustikus,
(2) lapisan epitel endoderm di kavitas timpani, (3) lapisan intermediate
jaringan ikat.
Aurikula
terbentuk dari enam proliferasi mesenkim diujung dorsal arkus faring pertama
dan kedua
ANATOMI TELINGA
Telinga
terdiri dari 3 bagian yang membentuk satu unit anatomis yang berfungsi sebagai
pendengaran dan keseimbangan, yaitu :
1) Telinga
luar
Aurikula
·
Terdiri dari tulang
rawan dan kulit
·
Terdapat konkha,
tragus, antitragus, helix, antihelix dan lobules
·
Fungsi utama aurikula
adalah untuk menangkap gelombang suara dan mengarahkannya ke dalam Meatus
akustikus eksternus
Meatus
akustikus eksternus
·
Panjang + 2, 5 cm,
berbentuk huruf S
·
1/3 bagian luar terdiri
dari tulang rawan, banyak terdapat kelenjar minyak dan kel. Serumen
·
2/3 bagian sisanya
terdiri dari tulang ( temporal ) dan sedikit kelenjar serumen.
·
Rambut halus dan
serumen berfungsi untuk mencegah serangga kecil masuk.
MAE ini juga berfungsi sebagai buffer terhadap perubahan kelembaban dan temperatur yang dapat mengganggu elastisitas membran tympani
MAE ini juga berfungsi sebagai buffer terhadap perubahan kelembaban dan temperatur yang dapat mengganggu elastisitas membran tympani
2) Telinga
tengah
Membrana Tympani
·
Terdiri dari jaringan
fibrosa elastis
·
Bentuk bundar dan
cekung dari luar
·
Terdapat bagian yang
disebut pars flaksida, pars tensa dan umbo. Reflek cahaya ke arah kiri jam
tujuh dan jam lima ke kanan
·
Dibagi 4 kwadran ; atas
depan, atas belakang, bawah depan dan bawah belakang
Berfungsi menerima getaran suara dan meneruskannya pada tulang pendengaran
Berfungsi menerima getaran suara dan meneruskannya pada tulang pendengaran
Tulang-tulang
Pendengaran
·
Terdiri dari Maleus,
Incus dan Stapes
·
Merupaka tulang
terkecil pada tubuh manusia.
·
Brfungsi menurunkan
amplitudo getaran yang diterima dari membran tympani dan meneruskannya kjendela
oval
Cavum Tympani
·
Merupakan ruangan yang
berhubungan dengan tulang Mastoid, sehingga bila terjadi infeksi pada telinga
tengah dapat menjalar menjadi mastoiditis
Tuba Eustachius
·
Bermula dari ruang
tympani ke arah bawah sampai nasofaring
·
Struktur mukosanya
merupakan kelanjutan dari mukosa nasofaring
·
Tuba dapat tertutup
pada kondisi peningkatan tekanan secara mendadak.
·
Tuba ini terbuka saat
menelan dan bersin
·
Berfungsi untuk menjaga
keseimbangan tekanan udara di luar tubuh dengan di dalam telinga tengah
3) Telinga
dalam
Telinga dalam terdiri atas 2 bagian:
1. Tulang = labirin osseus
2. Membran = labirin membranaceus
Labirin membranaseus terdapat
didalam labirin osseus, diantara keduanya terdapat perilimphe, sedang didalam
labirin membranaseus terdapat endolimphe
Labirin Osseus, terdiri dari:
1. Cochlea, seperti rumah siput
terletak didepan, berupa bangunan 2,5 lingkaran
2. Canalis semisirkularis:
- Canalis semisirklaris horisontalis / lateralis
- Canalis semisirkularis superior / anterior
- Canalis semisirkulais inferior / posterior
- Canalis semisirklaris horisontalis / lateralis
- Canalis semisirkularis superior / anterior
- Canalis semisirkulais inferior / posterior
Labirin membranaceus
Terdapat diadalam labirin osseus
dengan pemisah perilimphe yang berisi endolimpe. Terdiri dari:
1. Duktus cochlearis: di dalam cochlea
fungsi pendengaran: n. Cochlearis
2. Saculus dan utriculus : didalam
vestibulum
Saculus
Bentuk: globoid, lebih besar utriculus
Bentuk: globoid, lebih besar utriculus
Letak:
depan bawah
Terdapat
daerah sensoris maculi saculi, terdiri dari:
1.
sel-sel reseptor
2. sel-sel penyokong
3. membrane basilaris beraksi terhadap gerakan ventrikel
Utriculus
Bentuk ovoid
Letak belakang atas
Terdapat daerah sensoris makuli utriculus, terdiri dari:
- Sel-sel reseptor
- Sel-sel penyokong
- Membrane basilaris
Bereaksi terhadap gerakan horizontal, linier
2. sel-sel penyokong
3. membrane basilaris beraksi terhadap gerakan ventrikel
Utriculus
Bentuk ovoid
Letak belakang atas
Terdapat daerah sensoris makuli utriculus, terdiri dari:
- Sel-sel reseptor
- Sel-sel penyokong
- Membrane basilaris
Bereaksi terhadap gerakan horizontal, linier
3. Duktus semisirkularis : di dalam
kanalis semisirkularis pada membrana basilaris terdapat organon corti dengan
bangunan:
- Pilar dalam dan pilar luar yang membentuk tunel of corti
- Sel-sel rambut dalam 1 deret keluar 3-4 deret
- Sel-sel penyokong: el deiters, sel hansen, claudies dan membrane tektoria.
Duktus semisirkularis
Terdapat 3 ampula, yaitu:
- Ampula romb. Anterior
- Ampula romb. Lateral
- Ampula romb. Posterior
Pada proses mendengar; organ corti merupakan reseptor pendengaran rangsang bunyi (mekanik) diubah menjadi listrik
- Pilar dalam dan pilar luar yang membentuk tunel of corti
- Sel-sel rambut dalam 1 deret keluar 3-4 deret
- Sel-sel penyokong: el deiters, sel hansen, claudies dan membrane tektoria.
Duktus semisirkularis
Terdapat 3 ampula, yaitu:
- Ampula romb. Anterior
- Ampula romb. Lateral
- Ampula romb. Posterior
Pada proses mendengar; organ corti merupakan reseptor pendengaran rangsang bunyi (mekanik) diubah menjadi listrik
Perbedaan telinga pada
bayi dan dewasa
Pada
bayi ukuran tuba auditiva nya lebih pendek, sempit dan horizontal sehingga
memudah bakteri terjebak di tuba auditiva bila terdapat infeksi di hidung
2.
HISTOLOGI
TELINGA
Telinga dalam : Regio internal telinga, terdiri atas labirin
tulang yang menampung labirin membranosa.
3.
FISIOLOGI
PENDENGARAN DAN MEKANISME PERTAHANAN TELINGA
Telinga merupakan salah satu alat panca
indera untuk mendengar. Anatomi telinga terdiri dari:
1.
Telinga Bagian Luar (Auris Ekterna)
Aurikula
(daun telinga), menampung gelombang suara datang dari luar masuk ke dalam telinga.
Meatus akustikus
eksterna (liang telinga), saluran penghubung
aurikula dengan membran timpani panjangnya ±2,5 cm terdiri dari tulang rawan
dan tulang keras, saluran ini mengandung rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar
keringat, khususnya menghasilkan sekret-sekret berbentuk serum.
Membran tympani,
antara telinga luar dan telinga tengah terdapat selaput gendang telinga yang
disebut membran tympani.
2.
Telinga
Bagian Tengah (Auris Media)
Kavum
tympani, rongga di
dalam tulang temporalis terdapat 3 buah tulang pendengaran yang terdiri dari
meleus, inkus dan stapes yang melekat pada bagian dalam membran tympani dan
bagian dasar tulang stapes membuka pada fenestra ovalis.
Antrum
tympani, merupakan
rongga tidak teratur yang agak luas terletak di bagian bawah samping dari kavum
tympani.
Tuba auditiva eustachii, saluran tulang
rawan yang panjangnya ±3,7 cm berjalan miring ke bawah agak ke depan, dilapisi
oleh lapisan mukosa.
3.
Telinga
Bagian Dalam (Auris Interna)
Terletak pada bagian tulang keras
pilorus temporalis, terdapat reseptor pendengar dan alat pendengar ini disebut
labirin.
Labirintus
osseous, serangkaian
saluran bawah dikelilingi oleh cairan dinamakan perilimfe.
1)
Vestibulum, bagian tengah labirintus osseous pada vestibulum
ini membuka fenestra ovale dan fenestra rotundum dan pada bagian belakang atas
menerima muara kanalis semisirkularis.
2)
Koklea, berbentuk seperti rumah siput, pada koklea ini ada
3 pintu yang menghubungkan koklea dengan vestibulum, kavum tympani dan kanalis
koklearis.
3)
Kanalis semisirkularis, merupakan saluran setengah lingkaran
yang terdiri dari 3 saluran: kanalis semisirkularis superior, kanalis
semisirkularis posterior dan kanalis semisirkularis lateralis.
Labirintus
membrannosus terdiri dari:
1)
Ultikulus
2)
Sakulus
3)
Duktus
Semi Sirkularis
4)
Duktus
Koklearis
Proses
Pendengaran
Gelombang
suara
Bergerak
melalui aurikula eksterna
Membran
tympani bergetar
Diteruskan
melalui tulang pendengaran
(Maleus,
inkus, states)
Disalurkan
ke fenestra vestibular
Menyebabkan
cairan endolimfe masuk ke skala vestibuli dan media
Mengenai
membran basilar
(Aktivasi
impus saraf)
Menghantarkan
infus pada ganglion spiralis corti
N.
cochlearis
Nukleus
cochlearis Medula oblongata
Nukleus
genikulatum medial Thalamus
Korteks
auditorik
Perasaan
mendengar
Mekanisme
Pertahanan Telinga
Pada telinga,
terdapat meatus akustikus eksterna yang terdiri dari tulang rawan dan tulang
keras, saluran ini mengandung rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat
khususnya menghasilkan sekret-sekret berbentuk serumen.
Serumen ini
mengandung substansi asam yang memberikan perlindungan terhadap serangga atau
mikro organisme yang masuk.
4.
DIAGNOSA BANDING SAKIT PADA TELINGA
No
|
Penyakit
|
Defenisi
|
Penyebab
|
Tanda dan Gejala
|
1.
|
Otitis
eksterna sirkumskripta (furunkel/bisul)
|
Infeksi
pada pilosebasea sehingga membentuk furunkel
|
Staphylococcus
aureus atau S. Albus
|
Terdapat
folikel pilosebasea, selulitis, nyeri hebat, edema dan abses
|
2.
|
Otiti
eksterna difus
|
Infeksi
pada liang telinga yaitu papda 2/3 bagian dalam
|
Pseudomonas,
staphylococcus albus dll
|
Hiperemis,
edema, nyeri tekan tragus, liang telinga sangat sempit, kadang disertai
adanya pembesaran kelenjar getah bening, sekret berbau .
|
3.
|
Perikondritis
berulan
|
Radang
pada tulang rawan yang menjadi kerangka daun telinga yang menyebabkan efusi
serum atau pus diantara lapisan perikondrium dan kartilago telinga luar.
|
Trauma
|
Auricula
terlihat membengkak, merah, terasa panas, dan sangat nyeri bila ditekan.
|
4.
|
Otitis
media akut
|
Infeksi
telinga tengah yang berasal dari saluran nafas atas/biasa karena tersumbatnya
tuba eusthachius
|
Streptococcus
haemoliticus, stafilococcus aureus, pneumocccus, H. Influenza, E.coli
|
Edema,
hiperemis,, sekret eksudat serosa, bulging, pasien demam, nyeri telinga
bertambah, pasien ada riwayat batuk pilek, pendengaran terasa penuh.
|
5.
|
Dermatitis
ekzematosa
|
Kelainan
kulit yang melibatkan liang telinga, meatus dan konka
|
Terjadi
karena kepekaan terhadap neomisin
|
Hiperemis,
terdapat lesi, edema dan stadium eksudat cair diikuti pembentukan krusta.
|
6.
|
Otitis
eksterna Nekrotikan
|
Infeksi
berat pada tulang temporal dan jaringan lunak telinga
|
Pseudomonas
aeruginosa dan biasanya ditemukan pada penderita DM lanjut usia dan sering
pada derah iklim panas
|
Pasien
datang dengan disfungsi saraf kranial ke 7, pemeriksaan telinga normal
|
7.
|
Neoplasma
liang telinga
|
Infeksi
pada liang telinga yang diikuti dengan pertumbuhan struktur lain
disekitarnya.
|
-
|
Nyeri
dan edema liang telinga, mis. Osteoma (tumor jinak) bejolan tunggal, keras,
bundar yang menempel melalui suatu pedikel tulang yang kecil pada 1/3 bagian
dalam telinga.
|
8.
|
Otitis
eksterna maligna
|
Infeksi
difus di liang telinga luar dan struktur lain disekitarnya
|
Akibta
adanya faktor immunocompromize dan mikroangiopati.
|
Rasa
gatal di liang telinga yang dengan cepat diikuti oleh nyeri, sekret yang
banyak serta pembengkakan liang telinga.
|
5.
DEFINISI,
ETIOLOGI, KLASIFIKASI, FAKTOR PREDISPOSISI
Definisi
Otitis
Eksterna
adalah infeksi atau inflamasi mukosa pada telinga luar (meatus akustikus
eksternus). Dapat bersifat akut atau kronis. Biasanya penyakit ini diderita
oleh orang-orang yang banyak beraktivitas di air seperti pada perenang.
Otitis Eksterna Sirkumskripta
Telinga bagian luar memiliki
adneksa kulit dengan kelenjar sebasea, folikel rambut dan kelenjar serumen.
Otitis eksterna sirkumskripta terjadi apabila infeksi bermula dari kelenjar
polisebaseus di liang telinga yang disebabkan oleh bakteri Staphyilococcus
aureus dan Staphyilococcus albus sehingga menyebabkan furunkel terutama di
liang telinga di 1/3 luar. Sering timbul pada seseorang yang menderita
diabetes.
Otitis Eksterna Difusa
Otitis eksterna difus adalah
infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat infeksi bakteri. Umumnya bakteri
penyebab yaitu Pseudomonas. Bakteri penyebab lainnya yaitu Staphyilococcus
albus, Escheria coli dan sebagainya. Otitis media difus juga sering terjadi
sekunder dari OMSK atau OMA.
Etiologi
Pada umumnya penyebab dari otitis eksterna
adalah infeksi bakteri seperti Staphyilococcus aureus, Staphyilococcus albus,
E. coli. Selain itu juga dapat disebabkan oleh penyebaran yang luas dari proses
dermatologis yang non-infeksius serta jamur dan virus Herpes-Zooster.
Faktor Predisposisi
a. pH (pH yang basa akan menurunkan proteksi terhadap infeksi).
b. Udara yang hangat dan lembab, kuman dan jamur mudah tumbuh.
c. Trauma ringan (ketika mengorek telinga) atau
karena berenang yang menyebabkan perubahan kulit karena terkena air.
Klasifikasi
Otitis eksterna dibagi 3 jenis
:
- Otitis eksterna sirkumsripta
Otitis eksterna sirkumskripta
adalah infeksi bermula dari folikel rambut di liang telinga yang disebabkan
oleh bakteri stafilokokus dan menimbulkan furunkel di liang telinga di 1/3
luar. Sering timbul pada seseorang yang menderita diabetes.
- Otitis eksterna difus
Otitis eksterna difus adalah
infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat infeksi bakteri. Umumnya bakteri
penyebab yaitu Pseudomonas. Bakteri penyebab lainnya yaitu Staphylococcus
albus, Escheria coli, dan sebagainya. Kulit liang telinga terlihat hiperemis
dan udem yang batasnya tidak jelas.
- Otomikosis
Infeksi jamur di liang telinga
dipermudah oleh kelembaban yang tinggi di daerah tersebut. Yang tersering ialah
jamur aspergilus. Kadang-kadang ditemukan juga kandida albikans atau jamur
lain.
Menurut MM. Carr secara klinik
otitis eksterna terbagi 4:
1. Otitis Eksterna
Ringan : kulit liang telinga hiperemis dan eksudat, liang telinga menyempit.
2. Otitis Eksterna
Sedang : liang telinga sempit, bengkak, kulit hiperemis dan eksudat positif.
3. Otitis Eksterna
Komplikas : Pina/Periaurikuler eritema dan bengkak.
4. Otitis Eksterna
Kronik : kulit liang telinga/pina menebal, keriput, eritema positif.
6.
PATOGENESIS
DAN PATOFISIOLOGI OTITIS EKSTERNA DIFUSA
Faktor Predisposisi
7. PENEGAKKAN DIAGNOSA
Penegakan diagnosis otitis ekterna
1.
Anamnesis
Keluhan
·
Pasien datang dengan keluhan rasa
sakit pada telinga, terutama bila daun telinga disentuh dan waktu mengunyah.
·
pasien dengan otomikosis biasanya
datang dengan keluhan rasa gatal yang hebat dan rasa penuh pada liang telinga.
·
Rasa sakit di dalam telinga bisa
bervariasi dari yang hanya berupa rasa tidak enak sedikit, perasaan penuh di
dalam telinga, perasaan seperti terbakar hingga rasa sakit yang hebat, serta
berdenyut.
·
Rasa penuh pada telinga merupakan
keluhan yang umum pada tahap awal dari otitis eksterna difusa dan sering
mendahului terjadinya rasa sakit dan nyeri tekan daun telinga.
·
Kurang pendengaran mungkin terjadi
pada otitis eksterna disebabkan edema kulit liang telinga, sekret yang serous
atau purulen, penebalan kulit yang progresif pada otitis eksterna yang lama
sehingga sering menyumbat lumen kanalis dan menyebabkan timbulnya tuli
konduktif.
Faktor Risiko
a. Lingkungan yang panas dan lembab
b. Berenang
c. Membersihkan telinga secara berlebihan, seperti dengan cotton bud
ataupun benda lainnya
d. Kebiasaan memasukkan air ke dalam telinga
e. Penyakit sistemik diabetes
Faktor Risiko
a. Lingkungan yang panas dan lembab
b. Berenang
c. Membersihkan telinga secara berlebihan, seperti dengan cotton bud
ataupun benda lainnya
d. Kebiasaan memasukkan air ke dalam telinga
e. Penyakit sistemik diabetes
2.
Pemeriksaan
Fisik
a. Nyeri tekan pada tragus
b. Nyeri tarik daun telinga
c. Kelenjar getah bening regional dapat membesar dan nyeri
d. Pada pemeriksaan liang telinga:
1. Pada otitis eksterna sirkumskripta dapat terlihat furunkel atau bisul
serta liang telinga sempit;
2. Pada otitis eksterna difusa liang telinga sempit, kulit liang telinga
terlihat hiperemis dan udem yang batasnya tidak jelas serta sekret
yang sedikit.
3. Pada otomikosis dapat terlihat jamur seperti serabut kapas dengan
warna yang bervariasi (putih kekuningan)
4. Pada herpes zoster otikus tampak lesi kulit vesikuler di sekitar liang
telinga.
e. Pada pemeriksaan penala kadang didapatkan tuli konduktif.
a. Nyeri tekan pada tragus
b. Nyeri tarik daun telinga
c. Kelenjar getah bening regional dapat membesar dan nyeri
d. Pada pemeriksaan liang telinga:
1. Pada otitis eksterna sirkumskripta dapat terlihat furunkel atau bisul
serta liang telinga sempit;
2. Pada otitis eksterna difusa liang telinga sempit, kulit liang telinga
terlihat hiperemis dan udem yang batasnya tidak jelas serta sekret
yang sedikit.
3. Pada otomikosis dapat terlihat jamur seperti serabut kapas dengan
warna yang bervariasi (putih kekuningan)
4. Pada herpes zoster otikus tampak lesi kulit vesikuler di sekitar liang
telinga.
e. Pada pemeriksaan penala kadang didapatkan tuli konduktif.
3.
Pemeriksaan Penunjang:
a. Pemeriksaan sediaan langsung jamur dengan KOH untuk otomikosis
a. Pemeriksaan sediaan langsung jamur dengan KOH untuk otomikosis
b. Pemeriksaan pendengaran
1.
Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
·
Anamnesis
·
Pemeriksaan fisik : otoskop
MEMBRAN
TIMPANI
¡ Bagian paling luar telinga tengah
¡ Secara anatomi : 4 kuadran
¡ Bayangan penonjolan bgn bawah
maleus à Umbo
¡ Reflex cahaya à gerakan serabut
yang radier dan sirkuler.
¡ Reflek cahaya jam 7 untuk MT kiri
dan jam 5 utk MT kanan
2.
Tes Berbisik
·
Merupakan tes semikuantitatif
·
Tujuan : menentukan derajat ketulian
secara kasar
·
Orang normal daat mendengar bisikan
dari jarak 6-10 meter
·
Cara pemeriksaam:
1.
Ruangan cukup tenang, dengan panjang
6 meter
2.
Berbisik pada akhir ekspirasi
3.
Dimulai dari jarak 6 meter dan makin
lama makin mendekat, maju tiap satu meter sampai dapat mengulangi tiap kata
dengan benar
4.
Telinga yang tidak diperiksa
ditutup, orang yang diperiksa tidak boleh melihat pemeriksa (pemeriksa berdiri
di sisi telinga yang diperiksa)
·
Interpretasi :
5.
Normal : 5/6 sampai 6/6
6.
Tuli ringan bila suara bisik 4 meter
7.
Tuli sedang bila suara bisik antara
2 - 3 meter
8.
Tuli berat bila suara bisik antara 0
- 1 meter
3.
Tes Penala (garpu tala)
Dasar fisiologi pemeriksaan:
·
Telinga dalam (koklea) terletak pada
kavitas bertulang di dalam os temporalis (labyrinth tulang) Ã
getaran di seluruh tulang tengkorak dapat menyebabkan getaran pada cairan
koklea
·
Masking phenomenonÃ
adanya bunyi akan menurunkan kemampuan seseorang mendengar bunyi lain Ã
masa refrakter relatif dan absolut
reseptor dan serat n.auditorik à berkaitan dengan nada
A.
Tes Rinne
·
Merupakan tes kualitatif
·
Tujuan: membandingkan hantaran
melalui udara dan hantaran melalui tulang
·
Cara pemeriksaan:
i.
Penala digetarkan
ii.
Dasar penala diletakan pada prosesus
mastoideus telinga yang akan diperiksa
iii.
Jika op tidak mendengar bunyi lagi,
penala di pindahkan ke depan liang telinga, ± 2,5 cm dari liang telinga
·
Interpretasi :
1.
Normal à AC : BC = 2:1
2. Rinne (+) : intensitas AC > BC Ã Telinga normal atau tuli saraf
3.
Rinne (-) : intensitas AC < BC Ã
Tuli Konduktif
B.
Tes Weber
·
Tujuan : membandingkan hantaran
tulang telinga kiri dengan telinga kanan
·
Cara pemeriksaan:
1.
Penala digetarkan
2.
Dasar penala diletakkan pada garis
tengah kepala : ubun-ubun, glabella, dagu, pertengahan gigi serià paling sensitif)
·
Interpretasi :
1.
Tak ada lateralisasi à normal
2.
Lateralisasi ke telinga yang sakit Ã
telinga tsb tuli konduktif
3.
Lateralisasi ke telinga yang sehat Ã
telinga yang sakit tuli saraf
C.
Tes Schwabach
·
Tujuan : membandingkan hantaran
tulang orang yang diperiksa dengan pemeriksa yang pendengarannya normal
·
Cara pemeriksaan :
1.
Penala digetarkan
2.
Dasarnya diletakkan ada prosesus
mastoideus op
3.
Bila sudah tidak didengar lagi,
penala dipindahkan pada proc.mastoideus pemeriksa
4.
Bila masih terdengarÃ
kesan: pendengaran op memendek
5.
Bila pemeriksa juga tidak mendengar Ã
ulangi tes kembali.
6.
Penala digetarkan kembali dan
diletakkan di proc.mastoideus pemeriksa terlebih dahulu, bila sudah tidak terdengar
lagi pindahkan pada op
·
Interpretasi :
1.
Normal apabila BC op = BC pemeriksa
2.
Bila BC op < pemeriksa à Schwabach memendek Ã
telinga op yang diperiksa tuli saraf
3.
Bila BC OP > pemeriksa à Schwabach memanjang Ã
telinga op yang diperiksa tuli konduktif
D.
Tes Bing
·
Cara pemeriksaan :
1.
Tragus telinga yang diperiksa ditekan (ditutup) sehingga terdapat tuli
konduktif kira2 30 Db.
2.
Penala digetarkan, diletakkan di
tengah kepala seperti pada tes weber
·
Interpretasi:
1.
Lateralisasi ke telinga yang ditutup
Ã
telinga normal atau tuli saraf
2.
Tidak ada lateralisasi ke telinga
yang ditutup (yang diperiksa) Ã telinga tersebut tuli konduktif
4.Audiometri
¡ Tujuan : untuk menentukan sifat kelainan pendengaran
¡ Merupakan earphone sederhana yang dihubungkan dengan
ossilator elektronik yang mampu memancarkan suara murni dengan kisaran
frekuensi rendahà tinggi
¡ Tingkat intensitas nol pada masing2 frekuensi adalah
kekerasan yang hampir tidak bisa didengar oleh telinga normal
¡ Volume dapat ditingkatkan,bika harus ditingkatkan hingga 30
desibel dari normalà org tsb dikatakan kehilangan pendengaran 30 dB untuk
frekuensi tertentu
¡ Pada tiap pemeriksaan à digunakan 8-10 frekuensi yang mencakup spektrum pendengaran
¡ Hasil à audiogram
5.Timpanometri
¡ Definisi : pengukuran tekanan telinga yang berhubungan
dengan tuba saluran eustachius pada membran tImpani
¡ deteksi kehilangan pendengaran
¡ instrumen diagnostik
¡ Tujuan, mengetahui:
§ Compliance/mobilitas membrana timpani
§ Tekanan pada telinga tengah
§ Volume canalis auditorius eksterna
¡ Hasil à timpanogram
¡ Klasifikasi timpanogram :
§ tipe A (normal)
§ type B (menunjukkan
adanya cairan di belakang membrana timpani)
§ tipe C (menunjukkan adanya disfungsi tuba eustachius)
¡ Berguna untuk diagnosis dan follow-up penyakit pada telinga
tengah (aling sering : otitis media pd anak-anak)
8.
PENATALAKSANAAN
Pengobatan primer dari otitis eksterna melibatkan manajemen nyeri, pemberian obat topikal untuk mengontrol edema dan infeksi , dan menghindari faktor.
Terapi
otitis eksterna difus :
1.
Membersihkan liang
telinga.
2. Memasukkan
tampon yang mengandung antibiotik ke liang telinga supaya terdapat kontak yang
baik antara obat dengan kulit yang meradang.
3.
Dapat diberikan
antibiotik topikal.
OTOLIN (obat tetes telinga)
Tiap ml Otolin mengandung :
- Kloramfenikol 5%,
- Polimiksin B. Sulfat 10.000 IU,
- Benzocaine 1%, dan
- Nipagin 1%.
FARMAKOLOGI (CARA KERJA OBAT)
Kloramfenikol
adalah antibiotik yang mempunyai spektrum luas, termasuk bakteri gram positif
dan gram negatif. Kloramfenikol topikal dan tetes telinga merupakan antibakterial
yang efektif, bahkan terhadap bakteri P. vulgaris dan Pseudomonas aeruginosa
yang resisten berhadap beberapa antibiotik.
Polimiksin adalah antibiotik pilihan
untuk pengobatan infeksi bakteri gram negatif yang peka termasuk strain Ps.
Aeruginosa, yang merupakan bakteri paling destruktif pada infeksi telinga.
Kombinasi kedua antibiotik tersebut
dapat mengeradikasi mikroorganisme, dan mengurangi risiko timbulnya resistensi
terhadap antibiotik.
Benzokain mempunyai efek mengurangi nyeri. Sedangkan nipagin mempunyai efek sebagai antiseptik.
Benzokain mempunyai efek mengurangi nyeri. Sedangkan nipagin mempunyai efek sebagai antiseptik.
OTOLIN
Tetes Telinga (Chloramphenicol, Polymyxin B. Sulphate, Benzocaine, Nipagin)
|
INDIKASI / KEGUNAAN
Indikasi
Otolin adalah pengobatan otitis eksterna akut dan kronik yang disebabkan oleh bakteri
yang peka terhada kloramfenikol dan polimiksin.
KONTRAINDIKASI
KONTRAINDIKASI
Otolin jangan diberikan kepada
penderita yang hipersensitif / alergi terhadap salah satu komponen obat Otolin.
DOSIS DAN ATURAN PAKAI
DOSIS DAN ATURAN PAKAI
Tanyakan kepada dokter mengenai
dosis dan aturan pakai Otolin.
Dosis yang biasa diberikan :
3
– 4 tetes pada telinga yang sakit, 3 – 4 kali sehari.
KEMASAN
Otolin tetes telinga, botol, @ 10 ml.
Otolin tetes telinga, botol, @ 10 ml.
9.
KOMPLIKASI,
PROGNOSIS DAN INDIKASI MERUJUK
·
KOMPLIKASI
1.
Perikondritis.
Perikondritis
adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan infeksi pada kulit dan jaringan
yang mengelilingi tulang rawan pada telinga luar. Juga sebagai komplikasi
hematoma daun telinga, otitis eksterna kronik, otitis media kronik dan
pseudokista.
2.
Selulitis
Aurikula.
Selulitis adalah suatu
kelainan kulit yang ditandai dengan kemerahan, pembengkakan, nyeri tekan dan
sakit pada kulit dikarenakan peradanagan pada jaringan ikat kulit yang
disebabkan oleh infeksi bakteri.
3.
Dermatitis
seboroik Aurikula.
Dermatitis
seboroik adalah penyakit kuli yang biasanya menjangkit kulit kepala dan area
tubuh yang berminyak, seperti punggung wajah, serta dada bagian atas. Bila yang
terkena daerah retro aurikularis sering dijumpai selain skuama juga krusta
warna kekuning-kuningan dan fisura.
·
PROGNOSIS
Otitis eksterna
biasanya sembuh tanpa ada ada komplikasi. Umumnya pasiena akan membaik setelah
2-3 hari pasca pemberian antibiotic. Kegagalan kesembuhan setelah 2-3 hari
menandakan dokter harus memeriksa ulang pasien. Otitis eksterna sembuh sempurna
setelah 7-10 hari. Pada pasien dengan gangguan system imun (DM, AIDS, dll.)
otitis eksterna akan menyebabkan komplikasi yang lebih serius dan memerlukan
terapi yang lebih lama serta meniggalkan morbiditas dan mortalitas yang berat.
Ketika otitis eksterna
necrotizing telah berkembang, mortalitas akan meningkat menjadi 20% karena
infeksi yang menyebar ke intrakranial dan seluruh tubuh yang menyebabkan
sepsis.
KESIMPULAN
Pria
berumur 28 tahun tersebut mengalami otitis eksterna difusa.
DAFTAR PUSTAKA
Hermani,
Bambang, dkk. 2007. Disfoni. Dalam Buku Ajar Ilmu kesehatan THT-KL. Ed.6
Jakarta : FKUI.
Utama, Hendra. 2012. Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan
leher. Edisi 7. FK UI
ADAMS, George L,. Boise:Buku ajar penyakit THT . Ed.6.
Jakarta:EGC.1997
No comments:
Post a Comment